Pulau panggang (10/03), Sukyati (49) biasa disebut Ece,
wanita kelahiran bogor yang kini menetap di Pulau Panggang bisa disebut telah
menjadi perintis usaha sate gepuk sejak tahun 1986 hingga sekarang. Sate gepuk
sendiri kini telah dikenal oleh warga sekepulauan Seribu, dan dikenal sebagai
makanan khas Pulau panggang Kepulauan Seribu. Harganya relatif murah berkisar
Rp 5.000,- untuk ukuran kecil hingga Rp 10.000,- untuk ukuran besarnya.
Sate gepuk tidak seperti sate pada umumnya yang dipotong
dadu dan ditusuk menggunakan bambu. Sate yang terbuat dari daging ikan tongkol
dan bumbu rempah-rempah ini bisa dibilang lebih mirip pepes bila dilihat dari
bentuk fisiknya, namun penamaan sate gepuk sendiri didapat karena daging ikan
tongkol yang diolah dihaluskan dengan cara digebuk atau dipukul. Sate gepuk
memiliki rasa yang unik, yakni pedas, manis dari bumbunya serta rasa gurih yg tercipta dari bahan
dasarnya tersebut yakni ikan tongkol.
Sate gepuk sendiri tidak harus melulu dari bahan dasarnya
yakni ikan tongkol, tetapi juga bisa dipergunakan ikan lain yakni bandeng, dan
bisa juga ikan lainnya. Namun akan jauh lebih baik hasilnya jika menggunakan
ikan tongkol karena tekstur dari kulit tongkol yag alot dan dari dagingnya yang
banyak ketimbang ikan lain.
Sate gepuk tidak ditusuk menggunakan bambu, akan tetapi
dibungkus dengan daun pisang yang lebih menambah aroma khas daun pisang pada
sate tersebut, dan kemudian dibakar dibara api makanya dibilang sate oleh
masyarakat Pulau Panggang.
Aroma daun pisang bercampur bumbu rempah-rempah dari sate
gepuk sendiri menjadikan sensasi yang menarik dilidah, rasanya seperti memakan
semur dengan sajian yang berbeda, terlebih lagi terdapat tambahan kelapa
gongseng yang ditumbuk halus jelas terasa dari sate gepuk tersebut.
Ukuran
dan bentuk sate ini tidak hanya dalam bentuk berbungkus daun pisang, tetapi
juga bisa dalam bentuk ikan tongkol utuh. Tentu saja dengan tehnik yang sama,
yakni ikan terlebih dahulu ditumbuk atau digebuk hingga rerpisah antara kulit
dan daging dengan tidak membuang kepala ikannya. Daging yang sudah terpisah
tersebut dicampur dengan bumbu dan kemudian dimasukkan kembali kedalam kulit
dan disatukan kepala ikannya.
Tentu
saja harganya jauh berbeda dengan sate gepuk yang hanya berbalut daun pisang,
sate gepuk utuh bisa dubeli dengan harga Rp. 15.000,- hingga Rp. 25.000,-
sesuai dengan besar dan kecilnya ukuran ikan.
Berbeda
dengan jika menggunakan ikan lainnya seperti ikan bandeng, sate akan sulit
dibentuk seperti bentuk ikan aslinya karena tekstur kulit dan daging yang
berbeda. Bahkan tekstur satenya pun akan sedikit lebih lembek jika menggunakan
ikan bandeng tidak seperti ikan tongkol yang tekstur daginnya lebih kenyal.