Senin, 19 Maret 2012

Sate Gepuk Khas Pulau Panggang


Pulau panggang (10/03), Sukyati (49) biasa disebut Ece, wanita kelahiran bogor yang kini menetap di Pulau Panggang bisa disebut telah menjadi perintis usaha sate gepuk sejak tahun 1986 hingga sekarang. Sate gepuk sendiri kini telah dikenal oleh warga sekepulauan Seribu, dan dikenal sebagai makanan khas Pulau panggang Kepulauan Seribu. Harganya relatif murah berkisar Rp 5.000,- untuk ukuran kecil hingga Rp 10.000,- untuk ukuran besarnya.
Sate gepuk tidak seperti sate pada umumnya yang dipotong dadu dan ditusuk menggunakan bambu. Sate yang terbuat dari daging ikan tongkol dan bumbu rempah-rempah ini bisa dibilang lebih mirip pepes bila dilihat dari bentuk fisiknya, namun penamaan sate gepuk sendiri didapat karena daging ikan tongkol yang diolah dihaluskan dengan cara digebuk atau dipukul. Sate gepuk memiliki rasa yang unik, yakni pedas, manis dari bumbunya  serta rasa gurih yg tercipta dari bahan dasarnya tersebut yakni ikan tongkol.
Sate gepuk sendiri tidak harus melulu dari bahan dasarnya yakni ikan tongkol, tetapi juga bisa dipergunakan ikan lain yakni bandeng, dan bisa juga ikan lainnya. Namun akan jauh lebih baik hasilnya jika menggunakan ikan tongkol karena tekstur dari kulit tongkol yag alot dan dari dagingnya yang banyak ketimbang ikan lain.
Sate gepuk tidak ditusuk menggunakan bambu, akan tetapi dibungkus dengan daun pisang yang lebih menambah aroma khas daun pisang pada sate tersebut, dan kemudian dibakar dibara api makanya dibilang sate oleh masyarakat Pulau Panggang.
Aroma daun pisang bercampur bumbu rempah-rempah dari sate gepuk sendiri menjadikan sensasi yang menarik dilidah, rasanya seperti memakan semur dengan sajian yang berbeda, terlebih lagi terdapat tambahan kelapa gongseng yang ditumbuk halus jelas terasa dari sate gepuk tersebut.
Ukuran dan bentuk sate ini tidak hanya dalam bentuk berbungkus daun pisang, tetapi juga bisa dalam bentuk ikan tongkol utuh. Tentu saja dengan tehnik yang sama, yakni ikan terlebih dahulu ditumbuk atau digebuk hingga rerpisah antara kulit dan daging dengan tidak membuang kepala ikannya. Daging yang sudah terpisah tersebut dicampur dengan bumbu dan kemudian dimasukkan kembali kedalam kulit dan disatukan kepala ikannya.
Tentu saja harganya jauh berbeda dengan sate gepuk yang hanya berbalut daun pisang, sate gepuk utuh bisa dubeli dengan harga Rp. 15.000,- hingga Rp. 25.000,- sesuai dengan besar dan kecilnya ukuran ikan.
Berbeda dengan jika menggunakan ikan lainnya seperti ikan bandeng, sate akan sulit dibentuk seperti bentuk ikan aslinya karena tekstur kulit dan daging yang berbeda. Bahkan tekstur satenya pun akan sedikit lebih lembek jika menggunakan ikan bandeng tidak seperti ikan tongkol yang tekstur daginnya lebih kenyal.

1 komentar:

  1. Aku suka(y) k (y) k (y)k (y) banget kaka,,,, blognya. Selaku sama2 egen travel yg menawarkan ekowisatanya dan makanan yg uniknya. ,,,,

    BalasHapus